KOMPONEN DAN PRINSIP DESAIN GRAFIS
Reza Ridho Anshari
16118063
KOMPONEN PADA DESAIN GRAFIS
Desain yang menekankan fungsi tanpa keindahan /
estetika akan tidak menarik sehingga tidak komunikatif. “menarik” atau
“indah” bisa dinilai dengan menggunakan mata (lahir) atau dengan hati
(batin). Anda bisa tertarik dengan (calon) pasang bisa karena pandangan pertama
(mata) atau kepribadiannya (hati). Desain bisa menarik karena indah dipandang
atau konsepnya yang kreatif. Keindahan yang dibahas lebih ditekankan pada
kemampuan mata sebagai penilai.
Agar menarik mata (eye catching) diperlukan
pengetahuan tentang unsur/ komponen dalam desain grafis, antara lain :
GARIS
Dalam
desain grafis, garis di definisikan sebagai sekumpulan titik yang dideretkan
memenjang. Garis disoftware grafis komputer sering disebut outline(coreldraw),
countour, atau stroke (adobe photoshop). Setiap jenis garis memiliki karakter
atau suasanan yang berbeda.
Setiap
garis menimbulkan kesan psikologis / persepsi tersendiri. Misal garis yang
berbentuk ‘S’. Sering dirasakan sesuatu yang lembut, halus, dan gemulai.
Bandingkan garis yang membentuk ‘Z’ terkesan tegas dan kaku. Perasaan ini
terjadi karena kita menyamakan dengan bentuk lengkungan seperti bentuk tubuh
seksi atau ombak dilaut.
Garis
secara orientasi, terdiri dari :
1.
Garis lurus horizontal, memberi kesan : sugesti ketenangan atau
hal yang tak bergerak
2.
Garis lurus vertikal, memberi kesan : stabilitas, kekuatan, atau
kemegahan
3.
Garis lurus miring diagonal, memberi kesan : tidak stabil,
sesuatu yang bergerak atau dinamika
4.
Garis melengkung (kurva), memberi kesan : keanggunan dan halus
BENTUK
Bentuk
disebut juga shape, dihasilkan dari garis garis yang tersusun sedemikian rupa.
Bentuk ada yang berbentuk 2 dimensi (dwimatra) dan 3 dimensi (trimatra). Setiap
bentuk mempunyai arti tersendiri. Tergantung budaya, geografis, dan lain lain.
Contoh ; segitiga bisa melambangkan konsep trinitas(ayah, ibu, anak) tetapi
dimesir segitiga melambangkan simbol feminimitas (kewanitaan).
ILUSTRASI
Gambar
didesain grafis bisa terbagi dari jenis metodenya :
1.
Manual
Manual
/ hand drawing / gambar tangan. Dengan menggunakan alat seperti pensil, air
brush, kuas, cat, spidol dll.cocok untuk pembuatan konsep, sketsa, ide
karikatur, komik, lukisan, dll. Untuk memindahkan ke dalam format digital perlu
alat seperti scanner atau foto digital.
2.
Computerized
Menggunakan
komputer anda dapat membuat gambar secara vektor (coreldraw) atau bitmap (adobe
photoshop) format vektor yang terdiri dari koordinat koordinat, cocok untuk
pembuatan logo dan gambar dari line-art. Format bitmap terdiri dari
pixel-pixel, cocok untuk foto
WARNA
Warna adalah
faktor yang sangat penting dalam komunikasi visual, ini dikarenakan setiap
warna mempunyai karakteristik tersendiri. Dengan warna akan didapatkan
komunikasi yang efektif antara desain dengan audience. Warna juga dapat
memberikan dampak psikologis, sugesti, suasana bagi yang melihatnya.
RUANG
Dengan
ruang kita dapat merasakan jauh-dekat, tinggi-rendah, panjang-pendek,
kosong-padat, besar-kecil dll.Ukuran tersebut bersifat relatif. “BESAR” menurut
anda belum tentu sama dengan “Besar” menurut orang lain. Ukuran-ukuran tersebut
muncul karena ada pembandingan.
Jika
kamar penuh dengan barang, tentu kita sulit bergerak karena perlu ruang
sirkulasi. Begitu pula dalam desain grafis, kita memerlukan ruang dalam desain
grafis untuk menempatkan komponen grafis seperti gambar, teks dll. Tetapi
jangan sampai menghabiskan ruang desain, dengan demikian ruang kosong bukan
berarti ruang yang tidak bermanfaat atau ruang yang harus diisi, justru ruang
kosong adalah komponen desain grafis.
PRINSIP PADA
DESAIN GRAFIS
Pada
dasarnya, terdapat 7 prinsip desain grafis yang perlu dipahami dan dikuasai
oleh setiap desainer pemula. Ketujuh prinsip desain grafis tersebut mencakup
keseimbangan (balance), penekanan (emphasis), pengulangan (repetition), ritme
(rhythm), gerakan (movement), kesatuan (unity), dan ruang (space). Dengan
memahami prinsip-prinsip ini, Anda bisa lebih mudah menciptakan aneka desain
grafis yang cantik, estetik dan sarat akan makna.
Keseimbangan
Prinsip
desain grafis pertama adalah keseimbangan atau balance. Keseimbangan dari
sebuah karya seni menjadi faktor yang paling mudah dinilai oleh setiap designer
profesional. Bahkan dalam sekali pAndang pun, seorang desainer profesional
dapat menilai apakah karya seni desain grafis Anda sudah memiliki keseimbangan
yang tepat.
Keseimbangan
yang dimaksud di sini adalah bobot dari setiap elemen dalam sebuah desain
grafis. Elemen-elemen tersebut bisa berupa warna, ukuran, tekstur dan
bentuk-bentuk yang digunakan dalam karya desain grafis. Setiap elemen
tersebut selalu memiliki peran dan bobotnya masing-masing dalam semua karya
seni. Terdapat dua
pendekatan dasar dalam prinsip keseimbangan desain grafis, yakni keseimbangan
simetris dan keseimbangan asimetris. Perbedaan keduanya adalah sebagai berikut:
a.
Keseimbangan simetris
Keseimbangan
simetris adalah sebuah rangkaian susunan elemen-elemen seni yang dimulai dari
titik pusat, lalu bergerak disusun sedemikian rupa agar merata di sisi kiri dan
kanan kanvas design.
Prinsip
keseimbangan simetris ini menekankan pada kesetaraan posisi proporsi dan
peletakan elemen-elemen seni dalam desain grafis. Adapun hasil akhir dari
desain yang simetris ini akan menimbulkan keseimbangan pada karya seni, melalui
peletakan elemen-elemen desain yang berbobot sama atau setara dan secara sejajar
di kedua sisi serta garis tengah gambar.
b.
Keseimbangan Asimetris
Selanjutnya
adalah keseimbangan asimetris, yang pada dasarnya berkebalikan dari konsep
keseimbangan simetris. Di keseimbangan asimetris, elemen yang memiliki bobot
sama diatur dalam cara-cara yang berbeda.
Dengan
menggunakan sistem keseimbangan asimetris, Anda bisa mengatur setiap elemen
berbobot sama secara lebih fleksibel pada sisi-sisi halaman kanvas. Untuk
menyeimbangkan karya seni desain grafis ini, Anda bisa memakai unsur-unsur
penyeimbang yakni warna, ukuran, bentuk serta tekstur desain.
Penekanan
Dalam setiap
bentuk desain ada hal yang perlu ditonjolkan lebih dari yang lain. Tujuan utama
dari penekanan ini adalah untuk mewujudkan hal itu sehingga dapat mengarahkan
pandangan khalayak sehingga apa yang mau disampaikan tersalur. Tapi yang perlu
diingat adalah tidak semua elemen harus ditonjolkan karena bila itu terjadi,
desain akan berakhir terlalu ramai dan pensan tidak dapat disampaikan.
Prinsip penekanan (Emphasis)
terdiri dari beberapa jenis, di antaranya:
a. Hierarki
Jenis emphasis yang pertama adalah hierarki. Anda dapat
memasukkan sejumlah unsur dalam desain menggunakan jenis penekanan hierarki.
Sesuai namanya, hierarki berarti jenis penekanan yang ditentukan berdasarkan urutan
atau susunan.
Semisal pada desain poster seminar tadi, penulisan nama
narasumber sebagai informasi utama dalam poster dapat dilakukan dengan
memberikan warna tulisan yang berbeda atau bentuk font yang ditebalkan secara
khusus.
Setiap informasi utama dalam sistem penekanan hierarki pasti
akan lebih ditonjolkan dibandingkan informasi-informasi lainnya yang dirasa
kurang penting. Contoh lain dari pengaplikasian metode emphasis hierarki adalah
menuliskan pesan utama dalam desain poster dengan menempatkan posisinya di
bagian teratas poster.
Anda juga bisa memakai bingkai khusus di sekitar informasi utama
tersebut. Metode penekanan hierarki ini mampu menonjolkan informasi penting dan
menarik mata siapapun yang melihat poster Anda. Dengan demikian, pandangan
masyarakat bisa langsung tertuju ke pesan utama yang telah ditandai khusus.
b. Skala dan
Proporsi
Selanjutnya
adalah sistem basis berdasarkan skala dan proporsi. Contoh pengaplikasian
metode ini adalah dengan meletakkan dua elemen yang bobotnya saling berlawanan
seperti besar dan kecil di halaman desain yang sama.
Dengan
metode desain penekanan skala dan proporsi ini, Anda bisa menonjolkan informasi
utama dengan ukuran font yang lebih besar atau memakan space desain yang lebih
banyak dibandingkan informasi-informasi pendukung lain.
Kembali
pada contoh desain poster di atas. Ketika Anda memutuskan bahwa nama pemateri
seminar adalah informasi terpenting untuk ditonjolkan, maka sudah pasti Anda
akan memperbesar ukuran nama sang pemateri dibandingkan informasi harga tiket
masuk seminar yang menjadi di informasi pendukung poster. Inilah contoh nyata
dari pengaplikasian sistem penekanan skala dan proporsi.
c. Kontras
Jenis penekanan (emphasis) berikutnya pada prinsip desain grafis
adalah kontras. Metode penekanan menggunakan prinsip kontras sangat sering
diaplikasikan oleh banyak designer grafis profesional. Hal ini dikarenakan
metode kontras sangat mudah untuk diaplikasikan.
Metode penekanan desain dengan cara kontras memungkinkan Anda
untuk menempatkan dua unsur desain yang saling bertentangan satu dengan yang
lainnya dalam satu frame design. Dengan metode kontrasepsi ini pun, elemen
desain yang saling bertentangan pun dapat tampak selaras dan menciptakan satu
desain yang utuh dan baik.
Pengulangan
Prinsip
pengulangan adalah prinsip desain grafis yang digunakan untuk memperkuat
tampilan keseluruhan dari sebuah desain grafis itu sendiri. Prinsip pengulangan
ini pun sekilas tampak mirip dengan prinsip penekanan, di mana kedua prinsip
ini sama-sama bertujuan untuk memperkuat tampilan dari desain grafis ke
audiens.
Terdapat 3 jenis prinsip
pengulangan dalam desain grafis yaitu regular, mengalir, dan progresif atau
gradual. Penjelasan ketiganya antara lain:
a. Regular
Prinsip desain grafis pengulangan regular adalah pola-pola
pengulangan dalam bentuk yang simetris. Ada juga yang mendefinisikan prinsip
desain grafis pengurangan regular sebagai suatu pola pengulangan yang dilakukan
dalam bentuk elemen dan jarak yang sama. Pengaplikasian dari pola pengulangan
regular ini sering digunakan pada desain-desain bingkai foto.
b. Flowing
(Mengalir)
Pola pengulangan yang kedua dalam desain grafis adalah pola
mengalir atau flowing. Pola pengulangan mengalir atau flowing, sesuai namanya,
ditujukan untuk menciptakan kesan gambar yang bergerak secara dinamis dan rapi.
c. Progresif
(Gradual)
Bentuk pola pengulangan yang terakhir adalah pengulangan
progresif atau gradual. Pola pengulangan progresif atau gradual adalah
pola-pola repetitif dalam desain yang menyertai setiap perubahan bentuk yang
terjadi dalam desain.
Ritme
Prinsip
ritme pada dasarnya sama seperti prinsip pengulangan. Bedanya, prinsip ritme
digunakan untuk mengatur pengulangan sehingga menjadi lebih terstruktur.
Sebagai hasil akhirnya, desain yang dibuat menggunakan prinsip ritme akan
menjadi lebih memiliki nilai seni.
Beberapa
jenis dan contoh ritme yang biasa digunakan oleh para desainer profesional
yaitu ritme linear, ritme bergantian, ritme gradasi ataupun bentuk yang lebih
rumit. Sesuai dengan nama masing-masing, ritme linear disusun secara sejajar;
ritme bergantian dibuat secara berselang-seling; sedangkan ritme gradasi
memberikan karya desain sebuah efek gradasi khusus saat dibuat.
Gerakan
prinsip gerakan atau movement ini merupakan bentuk pengendalian
elemen dalam sebuah komposisi desain grafis. Kegunaan dari komponen gerakan ini
adalah menjadikan setiap orang yang melihat karya seni Anda merasa seolah-olah
“diarahkan” untuk berpindah dari satu elemen seni ke elemen seni lainnya. Prinsip
gerakan ini juga dapat menciptakan suatu “cerita” dan “narasi” tersendiri dari
karya seni desain grafis. Jadi, pesan dalam karya desain grafis Anda pun dapat
tersampaikan dan ditangkap dengan lebih mudah oleh masyarakat umum.
Kesatuan
Prinsip
desain kesatuan atau unity ini dapat diartikan sebagai sebuah mekanisme
pengaturan beragam elemen desain secara tepat pada frame design.
Prinsip
kesatuan atau unity memiliki peranan penting agar desain Anda mampu menjadi
sebuah karya yang utuh. Selain itu, prinsip kesatuan atau unity mampu memberi
efek selaras serta keseluruhan pada desain grafis yang Anda buat. Selain itu prinsip kesatuan bisa membantu
mewujudkan kepaduan karya seni dan menguatkan tema yang diusung oleh karya
tersebut. Tujuan utama dari kesatuan atau unity dalam karya seni desain grafis
umumnya mencakup konsistensi, kohesi, keutuhan dan ketunggalan komposisi karya.
Ada 4 jenis prinsip dalam unsur
kesatuan atau unity, yakni kedekatan, kesinambungan, kesamaan, dan perataan.
Penjelasan masing-masing dari keempat prinsip tersebut antara lain:
a. Kedekatan
(Closure)
Pertama adalah prinsip kesatuan dari segi kedekatan. Prinsip
desain kedekatan atau closure dapat membantu Anda untuk menciptakan hubungan
yang kuat antara unsur-unsur desain yang serupa, sekaligus saling berkaitan.
b. Kesinambungan
(Continuity)
Selanjutnya adalah unsur kesinambungan (continuity). Untuk
menciptakan sebuah karya desain grafis yang saling berkesinambungan, Anda harus
mengarahkan mata audiens ke bagian tertentu dalam desain grafis Anda, sebelum
ke bagian yang lain.
c. Kesamaan
(Similarity)
Unsur kesatuan yang ketiga adalah kesamaan atau similarity dari
setiap elemen. Sebuah karya desain grafis bisa memiliki unsur-unsur yang serupa
atau sama, baik dari segi proporsi, bentuk, warna dan lainnya. Kesamaan bentuk
proporsi, warna serta font yang dipakai dalam desain dapat menciptakan kesan
tampilan gambar yang menyatu serta harmonis. Selain itu, tampilan desain
menjadi lebih enak untuk dilihat.
d. Perataan
(Alignment)
Prinsip kesatuan yang terakhir adalah perataan atau alignment.
Adapun prinsip desain kesatuan yang satu ini mempunyai peranan penting guna
menciptakan tampilan visual yang utuh serta saling terkait dengan setiap elemen
dalam desain.
Ruang
prinsip ruang atau space. Prinsip desain grafis
ini tak lain berarti sebagai sebuah ruang kosong dalam karya seni desain.
Adapun “ruang kosong” yang dimaksud merujuk pada jarak dan area tertentu dalam
sebuah komposisi desain. Ada empat bagian ruang kosong dalam karya seni desain
grafis, yaitu sebagai berikut :
a. Ruang Negatif
(Negative Space)
Ruang negatif adalah area kosong dalam desain. Area kosong ini
biasanya mengelilingi subjek dalam sebuah desain grafis. Oleh sebab itu,
prinsip desain ruang kosong selalu lebih pasif dibandingkan ruang-ruang lainnya.
b. Ruang Positif
(Positif Space)
Selanjutnya adalah ruang positif yang berkebalikan dari ruang
negatif. Ruang positif adalah sebuah area yang menjadi lokasi titik fokus bagi
subjek utama dalam sebuah komposisi desain. Kehadiran ruang positif ini pun
turut membangun desain yang utuh.
c. Ruang Tiga
Dimensi (3D)
Ruang tiga dimensi adalah area bagi subjek dalam desain grafis
untuk mendapat sentuhan kedalaman secara khusus, sehingga subjek seolah-olah
memiliki volumenya tersendiri. Adapun sentuhan yang dimaksud dapat berupa
warna-warna terang atau gelap yang dikhususkan untuk mempertajam subjek.
Semisal Anda memberikan arsiran warna-warna terang dan gelap untuk menciptakan
kesan subjek tiga dimensi, sekaligus menonjolkan posisi subjek dalam desain.
d. Ruang Dua Dimensi
(2D)
Tipe ruang yang terakhir adalah ruang dua dimensi. Berkebalikan
dengan ruang tiga dimensi, ruang dua dimensi merupakan area khusus di mana
subjek visual desain tampak datar, tidak memiliki kedalaman khusus seperti
ruang kosong tiga dimensi.
Comments
Post a Comment