TEKNIK
AUDIT INFORMASI
NPM : 16118063
Audit Sistem Informasi adalah sebuah
proses yang sistematis dalam mengumpulkan dan mengevaluasi bukti-bukti untuk
menentukan bahwa sebuah sistem informasi berbasis komputer yang digunakan oleh
organisasi telah dapat mencapai tujuannya.
Audit merupakan sebuah kegiatan yang
melakukan pemerikasaan untuk menilai dan mengevaluasi sebuah aktivitas atau
objek seperti implementasi pengendalian internal pada sistem informasi
akuntansi yang pekerjaannya ditentukan oleh manajemen atau proses fungsi
akuntansi yang membutuhkan improvement. Proses auditing telah menjadi sangat
rapi di Amerika Serikat, khususnya pada bidang profesional accounting
association. Akan tetapi, baik profesi audit internal maupun eksternal harus
secara terus menerus bekerja keras untuk meningkatkan dan memperluas teknik,
karena profesi tersebut akan menjadi tidak mampu untuk mengatasi perkembangan
dalam teknologi informasi dan adanya tuntutan yang semakin meningkat oleh para
pemakai informasi akuntansi.
AUDIT SISTEM INFORMASI
Merupakan suatu proses pengumpulan
dan pengevaluasian bukti-bukti yang dilakukan oleh pihak yang independen dan
kompeten untuk mengetahui apakah suatu sistem informasi dan sumber daya
terkait, secara memadai telah dapat digunakan untuk:
a. melindungi asset.
b. menjaga integritas dan
ketersediaan sistem dan data.
c. menyediakan informasi yang
relevan dan handal.
d. mencapai tujuan organisasi dengan
efektif.
e. menggunakan sumber daya dengan
efisien.
f. Tujuan audit SIA adalah untuk
meninjau dan mengevaluasi pengendalian internal yang melindungi sistem tersebut.
Meskipun berbagai macam tipe audit
dilaksanakan, sebagian besar audit menekankan pada sistem informasi akuntansi
dalam suatu organisasi dan pencatatan keuangan dan pelaksanaan operasi
organisasi yang efektif dan efisien.
Secara garis besar perlunya
pelaksanaan audit dalam sebuah perusahaan yang telah mempunyai keahlian dalam
bidang teknologi informasi yaitu antara lain:
A. Kerugian akibat keholangan data
Data yang diolah menjadi sebuah
informasi, merupakan aset penting dalam organisasi bisnis saat ini. Banyak
aktivitas operasi mengandalkan beberapa informasi yang penting. Informasi
sebuah organisasi bisnis akan menjadi sebuah potret atau gambaran dari kondisi
organisasi tersebut di masa lalu, kini dan masa mendatang. Jika informasi ini
hilang akan berakibat cukup fatal bagi organisasi dalam menjalankan
aktivitasnya.
Sebagai contoh adalah jika data nasabah sebuah bank hilang akibat rusak, maka
informasi yang terkait akan hilang, misalkan siapa saja nasabah yang mempunyai
tagihan pembayaran kredit yang telah jatuh tempo. Atau juga misalkan kapan bank
harus mempersiapkan pembayaran simpanan deposito nasabah yang akan jatuh tempo
beserta jumlahnya. Sehingga organisasi bisnis seperti bank akan benar-benar
memperhatikan bagaimana menjaga keamanan datanya. Kehilangan data juga dapat
terjadi karena tiadanya pengendalian yang memadai, seperti tidak adanya
prosedur back-up file. Kehilangan data dapat disebabkan karena gangguan sistem
operasi pemrosesan data, sabotase, atau gangguan karena alam seperti gempa
bumi, kebakaran atau banjir.
B. Kerugian akibat kesalahan pemrosesan komputer.
Pemrosesan komputer menjadi pusat
perhatian utama dalam sebuah sistem informasi berbasis komputer. Banyak
organisasi telah menggunakan komputer sebagai sarana untuk meningkatkan
kualitas pekerjaan mereka. Mulai dari pekerjaan yang sederhana, seperti
perhitungan bunga berbunga sampai penggunaan komputer sebagai bantuan dalam
navigasi pesawat terbang atau peluru kendali. Dan banyak pula di antara
organisasi tersebut sudah saling terhubung dan terintegrasi. Akan sangat
mengkhawatirkan bila terjadi kesalahan dalam pemrosesan di dalam komputer.
Kerugian mulai dari tidak dipercayainya perhitungan matematis sampai kepada
ketergantungan kehidupan manusia.
C. Pengambilan keputusan yang salah akibat informasi yang salah.
Kualitas sebuah keputusan sangat
tergantung kepada kualitas informasi yang disajikan untuk pengambilan keputusan
tersebut. Tingkat akurasi dan pentingnya sebuah data atau informasi tergantung
kepada jenis keputusan yang akan diambil. Jika top manajer akan mengambil
keputusan yang bersifat strategik, mungkin akan dapat ditoleransi berkaitan
dengan sifat keputusan yang berjangka panjang. Tetapi kadangkala informasi yang
menyesatkan akan berdampak kepada pengambilan keputusan yang menyesatkan pula.
D. Kerugian karena penyalahgunaan komputer (Computer Abused)
Tema utama yang mendorong
perkembangan dalam audit sistem informasi dalam sebuah organisasi bisnis adalah
karena sering terjadinya kejahatan penyalahgunaan komputer. Beberapa jenis
tindak kejahatan dan penyalah-gunaan komputer antara lain adalah virus, hacking,
akses langsung yang tak legal (misalnya masuk ke ruang komputer tanpa ijin atau
menggunakan sebuah terminal komputer dan dapat berakibat kerusakan fisik atau
mengambil data atau program komputer tanpa ijin) dan atau penyalahgunaan akses
untuk kepentingan pribadi (seseorang yang mempunyai kewenangan menggunakan
komputer tetapi untuk tujuan-tujuan yang tidak semestinya).
·
Hacking - seseorang yang dengan
tanpa ijin mengakses sistem komputer sehingga dapat melihat, memodifikasi, atau
menghapus program komputer atau data atau mengacaukan sistem.
·
Virus - virus adalah sebuah program
komputer yang menempelkan diri dan menjalankan sendiri sebuah program komputer
atau sistem komputer di sebuah disket, data atau program yang bertujuan
mengganggu atau merusak jalannya sebuah program atau data komputer yang ada di
dalamnya. Virus dirancang dengan dua tujuan, yaitu pertama mereplikasi dirinya
sendiri secara aktif dan kedua mengganggu atau merusak sistem operasi, program
atau data.
Dampak dari kejahatan dan
penyalahgunaan komputer tersebut antara lain:
·
Hardware, software, data, fasilitas,
dokumentasi dan pendukung lainnya rusak atau hilang dicuri atau dimodifikasi
dan disalahgunakan.
·
Kerahasiaan data atau informasi
penting dari orang atau organisasi rusak atau hilang dicuri atau dimodifikasi.
·
Aktivitas operasional rutin akan
terganggu.
·
Kejahatan dan penyalahgunaan
komputer dari waktu ke waktu semakin meningkat, dan hampir 80% pelaku kejahatan
komputer adalah orang dalam.
E. Nilai hardware, software dan personil sistem informasi.
Dalam sebuah sistem informasi,
hardware, software, data dan personil adalah merupakan sumberdaya organisasi.
Beberapa organisasi bisnis mengeluarkan dana yang cukup besar untuk investasi
dalam penyusunan sebuah sistem informasi, termasuk dalam pengembangan
sumberdaya manusianya. Sehingga diperlukan sebuah pengendalian untuk menjaga
investasi di bidang ini.
F. Pemeliharaan kerahasiaan informasi
Informasi di dalam sebuah organisasi bisnis sangat beragam,
mulai data karyawan, pelanggan, transaksi dan lainya adalah amat riskan bila
tidak dijaga dengan benar. Seseorang dapat saja memanfaatkan informasi untuk
disalahgunakan. Sebagai contoh bila data pelanggan yang rahasia, dapat
digunakan oleh pesaing untuk memperoleh manfaat dalam persaingan.
Pada saat komputer pertama kali digunakan, banyak auditor mempunyai pemikiran
bahwa proses audit akan harus banyak mengalami perubahan untuk menyesuaikan
dengan penggunaan teknologi komputer. Ada dua utama yang harus diperhatikan
dalam audit atas pemrosesan data elektronik, yaitu pengumpulan bukti (evidence
collection) dan evaluasi bukti (evidence evaluation)
TUJUAN dan LINGKUP AUDIT SISTEM INFORMASI
Tujuan Audit Sistem Informasi dapat
dikelompokkan ke dalam dua aspek utama, yaitu:
·
Conformance (Kesesuaian) – Pada
kelompok tujuan ini audit sistem informasi difokuskan untuk memperoleh
kesimpulan atas aspek kesesuaian, yaitu : Confidentiality (Kerahasiaan),
Integrity (Integritas), Availability (Ketersediaan) dan Compliance (Kepatuhan).
·
Performance (Kinerja) - Pada
kelompok tujuan ini audit sistem informasi difokuskan untuk memperoleh
kesimpulan atas aspek kinerja, yaitu : Effectiveness (Efektifitas), Efficiency
(Efisiensi), Reliability (Kehandalan).
PERAN AUDITOR dan AKUNTAN
Sebagian besar jurusan akuntansi mengisi posisi internal
maupun eksternal auditor dan akan sangat dilibatkan dalam program dan proses
audit. Para akuntan pemerintah atau industri akan membantu auditor untuk
mengevaluasi informasi yang dihasilkan dan mengendalikan kelemahan pada system.
Mereka yang dilibatkan dalam sistem analisis dan desain diharapkan dapat
mengembangkan sebuah sistem yang menyediakan informasi yang handal.
Pemakaian auditor terus meningkat sebagai penasehat selama merancang
pengembangan sistem. Auditor mungkin membantu dalam pemilihan ukuran keamanan
dan kendali, menaksir cost, dan pengendalian keuntungan dan penentuan prosedur
audit yang paling efektif.
DEFINISI AUDIT SISTEM INFORMASI
Merupakan suatu proses pengumpulan dan pengevaluasian
bukti-bukti yang dilakukan oleh pihak yang independen dan kompeten untuk
mengetahui apakah suatu sistem informasi dan sumber daya terkait, secara
memadai telah dapat digunakan untuk:
·
melindungi aset,
·
menjaga integritas dan ketersediaan
sistem dan data,
·
menyediakan informasi yang relevan
dan handal,
·
mencapai tujuan organisasi dengan
efektif,
·
menggunakan sumber daya dengan
efisien,
TIPE AUDIT
Audit yang dilaksanakan sesuai tipe perusahaan yaitu
operasional, compliance, pengembangan system, internal control, financial dan
kecurangan audit. Empat jenis
auditor yang dilibatkan dalam menyelenggarakan audit yang di list adalah:
1.
Internal auditor adalah
karyawan perusahaan, yang pada umumnya melaksanakan compliance, operasional,
pengembangan sistem, pengawasan intern dan kecurangan audit.
2.
Ekstenal auditor adalah
akuntan publik independen yang ditugaskan oleh perusahaan, secara khusus
melaksanakan audit keuangan. Dalam berbagai macam audit keuangan, eksternal
auditor dibantu oleh internal auditor. akantetapi auditor eksternal yang
bertanggung jawab untuk menegaskan kewajaran laporan keuangan.
3.
Goverment auditor,
melaksanakan pemenuhan audit atau menguji laporan perusahaan atas pengawasan
yang menyangkut para pegawai pemerintahan. sebagai contoh, pemeriksa bank
pemerintahan melaksanakan audit bank, auditor yang dtugaskan oleh auditor
negara yang umumnya melaksanakan audit daerah dan para pegawai pemerintah
4.
Fraud auditor,
mengkhususkan dalam menyelidiki kecurangan dan bekerja secara tertutup dengan
internal auditor dan pengacara. fraud examminer misalnya: kesatuan FBI
penyelidikan kecurangan, perusahan besar akuntan publik , IRS, perusahaan
asuransi.
Jenis-jenis audit:
1.
Operational audit, terkonsen pada
efisiensi dan efectifitas dengan semua sumberdaya yang digunakan untuk
melaksanakan tugas, cakupanya meliputi kesesuaian praktik dan prosedur dengan
peraturan yang ditetapkan
2.
Compliance audit terkonsentrasi pada
cakupan undang-undang, peraturan pemerintah, pengendalian dan kewajiban badan
eksternal lain yang telah diikut.
3.
Project manajement and change
control audit,(dulu dikenal sebagai suatu pengembangan sistem audit)
terkonsentrasi oleh efesiensi dan efektifitas pada berbagai tahap pengembangan
sistem siklus kehidupan yang sedang diselenggarakan.
4.
Internal control audit
terkonsentrasi pada evaluasi struktur pengendalian internal
5.
Financial audit terkonsentrasi pada
kewajaran laporan keuangan yang menunjukan posisi keuangan, aliran kas dan
hasil kinerja perusahaan.
6.
Fraud audit adalah nonrecurring
audit yang dilaksanakan untuk mengumpulkan bukti untuk menentukan apakah sedang
terjadi, telah terjadi atau akan terjadi kecurangan. Dan penyelesaian hal
sesuai dengan pemberian tanggungjawab.
AUDITING PROCESS
Terdapat lima tahap dalam audit keuangan, yaitu:
1. Perencanaa audit pendahuluan
Tahap pertama ini untuk menentukan kebutuhan audit serta
menetapkan cakupan dan tujuan audit. Langkah selanjutnya mencari informasi
mengenai industri perusahaan, meneliti kertas kerja tahun sebelumnya,
mempersiapkan program audit, memperoleh pemahaman mengenai bisnis perusahaan
dan mempersiapkan prosedur analitis. Prosedur analitis adalah tes untuk menguji
hubungan antara data keuangan dan non keuangan dan untuk menyelidiki
ketidakkonsistenan yang material.
2. Review pendahuluan dan assesment terhadap struktur pengendalian internal
Kegiatan yang dilakukan adalah:
·
Pemeriksaan,
Dokumentasi, dan Penilaian Sistem Pengendalian Internal. Auditor harus memahami
terlebih dahulu mengenai sistem pengendalian internal perusahaan. Dengan
pemahaman tersebut, auditor dapat menilai kekuatan dan kelemahan sistem
pengendalian internal. Auditor sebaiknya menggunakan berbagai teknik untuk
mengumpulkan fakta, seperti memeriksa kembali catatan dan dokumen, mengamati
kegiatan, interview dengan personel inti dan memberikan kuisioner.
·
Menilai dan Mengelompokkan Tingkat
Resiko Pengendalian. Terdapat beberapa langkah yang dilakukan Auditior,
yaitu (1) Auditor melakukan penilaian
pendahuluan berkaitan dengan keefektifan operasi dalam struktur pengendalian
internal dan pengendalian khusus yang diterapkan dalam SAI harus
diidentifikasi. (2) Auditor harus membuat judgement (penilaian) agar
pengendalian internal yang diimplementasikan adalah pengendalian yang kritis
dan mereka dapat bekerja sesuai yang ditentukan oleh manajemen (3)Auditor harus
menilai setiap kekuatan pengendalian internal, sehingga risiko pengendalian
dapat diperkirakan. Pada tingkat di mana risiko itu berada dalam suatu kisaran
yang dapat diterima, auditor mempersiapkan program audit yang menunjukkan
langkah pengujian kekuatan pengendalian yang terkait. Resiko pengendalian
diartikan sebagai risiko yang menunjukkan pernyataan salah secara material
dalam asersi-asersi yang mengarah pada kesalahan yang signifikan dalam laporan
keuangan.
·
Keefektifan Biaya dalam Pengujian
Pengendalian. Pengujian terhadap risiko
pengendalian pendahuluan harus mempertimbangkan faktor biaya. Oleh karena itu
alternatif yang mungkin bisa dilakukan oleh seseorang dengan adanya audit lebih
memperluas prosedur pengujian substanstif.
3. PENGUJIAN PENGENDALIAN DALAM AUDIT
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah :
·
Melakukan Pengujian Pengendalian.
Pengujian pengendalian adalah pengumpulan bukti-bukti yang berfungsi secara
efektif dan konsisten.
·
Mengevaluasi Pengujian Pengendalian
yang diperoleh. Setelah memperoleh hasil-hasil pengujian, auditor dapat
mengevaluasi efektifitas operasional dari sistem pengendalian internal. Bukti
tersebut mendukung penemuan audit untuk tiap-tiap siklus transaksi yang
dievaluasi. Evaluasi yang dihasilkan ini menunjukkan judgement auditor yang
terbaik berkaitan dengan (a) memadainya pengendalian yang diamati dan (b)
kemampuan menemukan ketidakcukupan hasil pengujian.
·
Penilaian Akhir terhadap Risiko
Pengendalian. Berdasarkan evaluasi di atas auditor menilai tingkat risiko
pengendalian tertentu untuk tiap-tiap kelompok transaksi yang utama. Tingkat
risiko pengendalian akhir memberikan dasar untuk memperkirakan tingkat risiko
yang terdeteksi yang akan datang, sifat, waktu, serta luasnya prosedur
pengujian substantif.
·
Mengembangkan Program Audit Final.
Program audit meliputi prosedur-prosedur khusus yang dibutuhkan untuk mencapai
tujuan audit. Auditor menyatakan sifat dan prosedur pengujian yang menunjukkan
luas dan waktu dibutuhkan
4. PENGUJIAN SUBSTANTIF
Langkah-langkahnya adalah:
1.
Memilih dan Melaksanakan Pengujian
Substanstif. Pengujian substantiv merupakan bagian terbesar dari program
audit.Tujuan dari pengujian substantiv dalam audit keuangan adalah untuk
memberikan asersi laporan keuangan yang valid yang dibuat oleh manajemen. Tiga
pengujian substantiv tersebut adalah: (1) melakukan prosedur analitis final,
(2) menguji rekening neraca, (3) menguji secara rinci kelompok-kelompok
transaksi. Jumlah pengujian substantiv didasarkan pada risiko terdeteksi final
untuk tiap-tiap golongan transaksi utama.
2.
Mengevaluasi Pengujian Substantif.
Dalam evaluasi ini, hasil pengujian yang dapat diterima, untuk meminimalisasi
kemungkinan kesalahan-kesalahan yang material dan pernyataan yang salah dalam
asersi laporan keuangan. Hasil pengujian yang tidak dapat diterima memerlukan
penambahan sample dalam transaksi sebelum audit dapat diselesaikan.
5. PELAPORAN AUDIT
Tahap final audit ini adalah untuk memberikan laporan audit
berkaitan dengan permasalahan yang ada di perusahaan.Langkah-langkahnya adalah:
·
Mencatat Laporan Audit.
·
Mencatat Kondisi-kondisi yang dapat
dilaporkan. Auditor harus membuat catatan atas kondisi-kondisi yang dilaporkan
kepada dewan audit, mencakup kecurangan-kecurangan yang signifikan dalam
perancangan atau operasi dari sistem pengendalian internal perusahaan.
Comments
Post a Comment