Membangun strategi layanan manajemen sistem informasi Untuk meningkatkan Kualitas Pelayanan Bagi Masyarakat
Membangun strategi
layanan manajemen sistem informasi Untuk meningkatkan Kualitas Pelayanan Bagi
Masyarakat
Nama : Reza Ridho
Anshari
Kelas : 2KA27
NPM : 16118063
Manajemen Layanan Sistem Informasi adalah suatu metode
pengelolaan sistem informasi(SI) yang secara filosofis terpusat pada perspektif
konsumen layanan SI terhadap bisnis perusahaan.
Manajemen Layanan Sistem Informasi berfokus pada proses dan
karenanya terkait dan memiliki minat yang sama dengan kerangka kerja dan
metodologi gerakan perbaikan proses (seperti Six Sigma, ERP, dsb) Disiplin ini
tidak memedulikan detail penggunaan produk suatu pemasok tertentu atau detail
teknis suatu sistem yang dikelola, melainkan berfokus pada upaya penyediaan kerangka
kerja untuk menstrukturkan aktivitas yang terkait dengan sistem informasi dan
interaksi antara personel teknis TI dengan pengguna teknologi informasi.
Manajemen Layanan Sistem Informasi umumnya menangani masalah
operasional manajemen sistem informasi dan bukan pada pengembangan teknologinya
sendiri. Contohnya, proses pembuatan software komputer untuk
dijual bukanlah fokus dari disiplin ini, melainkan sistem komputer yang
digunakan oleh bagian pemasaran dan pengembangan bisnis di perusahaan perangkat
lunak-lah yang merupakan fokus perhatiannya. Banyak pula perusahaan
non-teknologi, seperti pada industri keuangan, ritel, dan pariwisata, yang
memiliki sistem TI yang berperan penting, walaupun tidak terpapar langsung
kepada konsumennya.
Metode yang digunakan Manajemen Layanan Sistem Informasi
- Total
Quality Management (TQM)
TQM adalah strategi manajemen yang ditunjukan untuk menanamkan kesadaran kualitas pada semua proses dalam organisasi. - Six
Sigma
Six Sigma adalah suatu alat manajemen baru yang digunakan untuk mengganti Total Quality Management (TQM), sangat terfokus terhadap pengendalian kualitas dengan mendalami sistem produksi perusahaan secara keseluruhan. Memiliki tujuan untuk, menghilangkan cacat produksi, memangkas waktu pembuatan produk, dan menghilangkan biaya. - Business
Process Management (BPM)
BPM adalah suatu metode penyelarasan secara efisien suatu organisasi dengan keinginan dan kebutuhan organisasi tersebut. BPM merupakan suatu pendekatan manajemen holistic untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi bisnis seiring upaya untuk mencapai inovasi, fleksibilitas dan integrasi dengan teknologi. - Capability
Maturity Model Integration (CMMI)
CMMI adalah suatu pendekatan perbaikan proses yang memberikan unsure-unsur penting proses efektif bagi organisasi. Praktik-praktik terbaik CMMI dipublikasikan dalam dokumen-dokumen yang disebut model, yang masing-masing ditunjukan untuk berbagai bidang yang berbeda.
Kinerja atau sering dikenal sebagai performance berkaitan
dengan pengelolaan atau manajemen suatu organisasi dalam upaya mencapai tujuan
yang telah disepakati. Karena kinerja berkaitan dengan kepengelolaan, istilah
manajemen kinerja seringkali dijumpai jika dibandingkan dengan istilah kinerja
secara parsial. Manajemen kinerja merupakan salah satu kebutuhan bagi setiap
organisasi untuk dijalankan dengan mengutamakan bentuk kerjasama dalam
organisasi secara harmonis dan terpadu terhadap penyelenggara organisasi baik
sebagai pimpinan maupun sebagai bawahan, dengan orientasi kepada proses
pelaksanaan dan hasil serta evaluasi yang dicapai.
Kepuasan pengguna akan jasa layanan akan meningkat apabila
persepsi pengguna layanan akan seluruh atau sebagian unsur-unsur tersebut
meningkat (memenuhi harapan/expectation). Menurut Albrecht & Zemke (2001),
kualitas pelayanan publik merupakan hasil interaksi berbagai aspek, yaitu
sistem pelayanan, sumber daya manusia, sumber pelayanan, strategi dan pengguna
jasa layanan/pelanggan. Pengukuran kinerja dilakukan untuk mengetahui apakah
terdapat deviasi antara progress yang direncanakan dengan kenyataan. Apabila
terdapat deviasi berupa progress yang lebih rendah, perlu dilakukan
langkah-langkah untuk memacu kegiatan agar tujuan yang diharapkan dapat
dicapai. Seberapa jauh tujuan tersebut dapat dicapai mencerminkan hasil kerja
atau prestasi kerja dan seringkali dinyatakan sebagai kinerja organisasi dan
menunjukkan performa organisasi. Hasil kerja organisasi dapat sama dengan
tujuan yang ditetapkan, tapi dapat pula lebih besar atau bahkan lebih kecil
dari harapan.
Model yang digunakan untuk mengukur kualitas pelayanan yang
akan dikembangkan dalam penelitian ini adalah model Parasuraman, Zeithaml dan
Berry (PZB) (Parasuraman, Zeuthaml, Berry, 1985) dikenal dengan SERVQUAL, yang
menekankan pada lima gap: (1) gap harapan dan persepsi manajemen perusahaan;
(2) gap persepsi manajemen terhadap harapan pengguna jasa layanan dan
spesifikasi kualitas layanan; (3) gap antara spesifikasi kualitas layanan
dengan penyampaian layanan; (4) gap antara penyampaian dan komunikasi
eksternal; (5) gap antara layanan yang dirasakan dan jasa yang diberikan.
Kinerja pelayanan akan ditentukan oleh persepsi kepuasan pengguna jasa layanan.
Oleh karena itu, kinerja layanan dipengaruhi oleh birokrasi, mekanisme pasar,
dan lembaga swadaya masyarakat Ouchi
Dalam ketentuan yang dikeluarkan Menpan terdapat unsur
minimal yang harus ada untuk dasar pengukuran indeks kepuasan masyarakat
sebagai berikut: (1) prosedur pelayanan, yaitu kemudahan pelayanan yang kepada
masyarakat dilihat dari sisi kesederhanaan alur pelayanan; (2) persyaratan
pelayanan, yaitu persyaratan teknis dan administratif yang diperlukan untuk
mendapatkan pelayanan sesuai dengan jenis pelayanannya; (3) kejelasan petugas
pelayanan, yaitu keberadaan dan kepastian petugas yang memberikan pelayanan
(nama, jabatan serta kewenangan dan tanggung jawabnya); (4) kedisiplinan
petugas pelayanan, yaitu kesungguhan petugas dalam memberikan pelayanan
terutama terhadap konsistensi waktu kerja sesuai ketentuan yang berlaku; (5)
tanggung jawab petugas pelayanan, yaitu kejelasan wewenang dan tanggung jawab
petugas dalam penyelenggaraan dan penyelesaian pelayanan; (6) kemampuan petugas
pelayanan, yaitu tingkat keahlian dan ketrampilan yang dimiliki petugas dalam
memberikan/menyelesaikan pelayanan kepada masyarakat; (7) kecepatan pelayanan,
yaitu target waktu pelayanan dapat diselesaikan dalam waktu yang telah
ditentukan oleh unit penyelenggara pelayanan; (8) keadilan mendapatkan
pelayanan, yaitu Pengaruh Sistem Informasi… (Farid Bintoro Aji; Edi
Abdurachman) 1093 pelaksanaan pelayanan dengan tidak membedakan golongan/status
masyarakat yang dilayani; (9) kesopanan dan keramahan petugas, yaitu sikap
petugas dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat secara sopan dan ramah;
(10) kewajaran biaya pelayanan, yaitu keterjangkauan masyarakat terhadap
besarnya biaya yang ditetapkan oleh unit pelayanan; (11) kepastian biaya
pelayanan, yaitu kesesuaian antara biaya yang dibayarkan dengan biaya yang
telah ditetapkan; (12) kepastian jadwal pelayanan, yaitu pelaksanaan waktu
pelayanan, sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan; (13) kenyamanan
lingkungan, yaitu kondisi sarana dan prasarana pelayanan yang bersih, rapi, dan
teratur sehingga dapat memberikan rasa nyaman kepada penerima pelayanan; (14)
keamanan pelayanan, yaitu terjaminnya tingkat keamanan lingkungan unit
pelayanan.
Daftar Pustaka
Davis, G. B. & Olson, M. H. (2009). Management
Information Systems: Conceptual, Foundation, Structure and Development. New
York: Mc Graw Hill.
Fiedler, F. E. & Garcia, J. E. (1987). New Approach to
Leadership, Cognitive Resources and Organizational Performance. New York: John
Wiley and Sons.
Hemphill, P. L. (2010). Why You Are Already a Leader,
(2nded.). One White Pond Press.
Sumber Referensi
Comments
Post a Comment